Friday, March 20, 2009

Ketika Jiwa Sedang Berkelana

Hidup adalah sebuah tanda tanya besar
Dimana sebuah makna tiba-tiba hadir untuk melepaskan jiwa dari sang raga
Sejenak ia tak bertuan
Sejenak ia berkelana untuk mencari kebenaran atas nama misteri

Melalui sajak ia bertutur
Puing-puing realita sebagian telah digenggamnya
Dan sebagian berserak hilang di pelataran rimba

Rimba yang terkadang menyesatkan
Rimba yang terkadang mengajarkan tentang keterasingan
Dan Rimba ini yang pada akhirnya menenangkan getir dalam jiwa yang hilang

Sekelibat cahaya menyusuri ruang kosong yang bertempat di hatinya
Akankah diam tetap menempati posisi mutlak dalam bibir asanya?
Atau pemberontakan menjadi jawaban atas penat seribu tahunnya?

Sang raga yang tak bertuan masih disana
Masih menunggu kepulangan dari sang jiwa atas jawaban hidupnya
Akankah hidup sungguh berarti?
Atau hidup hanyalah sekumpulan diktat dengan daftar isi dengan berbagai kisah, prinsip dan sebab akibat?

Sampai detik ini sang raga masih juga tak bertuan
Adakah itu sebuah pertanda bahwa hidup tak dapat diuraikan dengan diktat maupun deskripsi?
Karna jiwa tak dapat membawa hidup pulang kepada sang raga
Begitu pula dengan hidup, yang tak dapat memulangkan jiwa kepada sang raga

Ini bukan sebuah kompleksitas
Ini hanyalah sebuah dilema
Dilema yang terperangkap di dalam keambisiusan tanya