Saturday, November 17, 2007

Estetika Di balik Getirnya Cinta


Seorang lelaki yang selama ini hidup di dalam sebuah mimpi
Akhirnya tersadar dari kebodohan, ketika dilihatnya sang asa dari kejauhan berlari
Ia kalut..
Ia tenggelam dalam kegalauan...
Sejenak ia mengerti akan esensi dari sebuah ketertinggalan...

Sebuah cerita lama...
Yang mengisahkan tentang cintanya kepada sang bunga matahari...
Dan entah mengapa sedikit banyak ia hadir mengisi ruang jiwa
Kenaifannya terhadap rasa yang selama ini dianggapnya begitu sederhana
Menghantarkannya kepada kepergian sang bunga matahari yang begitu berarti...

Seorang lemah, yang mencoba hidup sebagai karakter yang kuat
Seorang hangat yang menyembunyikan segala getir dibalik senyumnya yang tak bisa dimengerti
Seorang yang begitu dekat, namun terlalu jauh untuk dimiliki
Dan dia lah sang bunga matahari...

Sampai pada akhirnya lelaki itu hanya berdiri di tempat ia menatap surganya
Dan sembari tersenyum untuk kebahagiaannya
Berharap sang bunga matahari bahagia menyongsong sinarnya

Dan lagi-lagi lelaki ini hanya berdiri di batas asanya...

Sebuah cinta yang tidak berbicara...

Sebuah hasrat yang terpendam...

Sebuah tatapan nanar yang tak sempat mengungkapkan kepedihannya...

Dan hanya tanah tempat ia berpijak menjadi saksi atas kegetiran hatinya...

Suatu estetika yang dihadirkan melalui sisi gelap dari sebuah cinta...

Sunday, November 4, 2007

Kamuflase Dari Sebuah Realita

Terkadang realita terdengar begitu pelik untuk disuarakan
Terkadang integritas pun menjadi bumerang ketika kita berjuang untuknya
Bagaikan dendang hati yang tak menentu dengan bunyi-bunyian gundahnya

Seorang pesolek dengan beribu topeng diwajahnya
Seorang bisu dengan beribu makna yang dipendamnya
Torehan dilema yang menjadikan hidup mereka begitu ambigu
Suatu kontradiktif dengan esensi hidup yang berbeda

Ketika pasang surut dari harumnya waktu
Mulai memanggul segala beban yang ada
Satuan detik, menit, dan jam pun tak mampu hentikan langkahnya
Dan waktu pun akhirnya membiarkan dirinya berjalan apa adanya

Persinggahan dari kecupan masa silam memanggil
Walau lagi-lagi sang waktu tak ingin hentikan langkahnya

"Terlambat..."
Adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan kisah ini

Dan akhirnya kesemuan abadi berkamuflase sebagai mimpi

Suatu mimpi dengan berbagai probabilitas yang ada
Menyeruak masuk kedalam setiap sudut ruang yang hampa
Sesaat itu indah
Sesaat lagi ia luka

Dan demikian realita mengungkap jati dirinya....

The Phenomenon of Love From an Eve's Tale

Even the fate unable to tell, what mysteries which he had played,
The existence of a human is not as different as a game of ladder snake,
Where they could let all the aspects of life slept for a moment in the sets of darkness,
And the pawn of truth playing as an ego inside of the silence,

There is another life phenomenon that audible from the other mouth of an Eves,

Loving a person that unworthy to be loved,
Loving a person that unacceptable to be loved,
Loving a person that didn't know what is the meaning of being loved,
Only a blind and fool love that could live and stand for it,
Is it worthy for you to stand for it?

Love....
This is not the first time I'm talking about love...
This lame joke makes me sick to laugh on it

The massive scam done by a naive towards to his lover
And someone is trying to stand atop of his thoughts
If only it's a contradiction

The hypocrisy that just happened, amused my mind
When my multiple personalities are teasing me for a while
One chamber among the antagonistic
Could live in one soul between the mirrors of life...

Fenomena Cinta Dari Kisah Seorang Hawa

Bahkan takdir pun tak mampu menjawab misteri apa yang sedang ia mainkan
Kehidupan manusia yang tidak ubahnya seperti permainan ular tangga
Dimana segala aspek-aspek kehidupan dibiarkan sejenak terlelap dalam gelap
Dan ego pun bermain sebagai pion-pion kebenaran dalam keheningan

Satu lagi fenomena hidup yang terungkap dari mulut lain Hawa...

Mencinta kepada orang yang tak sepatutnya untuk dicinta
Mencinta kepada orang yang tak sepantasnya untuk dicinta
Mencinta kepada orang yang tak mengerti akan esensi dari dicinta
Hanya cinta buta dan bodoh yang masih mampu bertahan untuknya
Patutkah kau bertahan untuknya?

Cinta....
Lagi-lagi aku berbicara tentang cinta...
Lelucon ini terkadang membuatku bosan untuk menertawakannya

Penipuan besar-besaran yang dilakukan seorang naif terhadap kekasihnya
Dan seseorang sedang mencoba bertahan di atas paradigmanya
Hanya saja ini adalah paradoks

Kemunafikan yang meluncur begitu saja menggelitik benakku
Tatkala pribadi yang ganda mengusikku sejenak...
Satu bilik diantara dinding-dinding yang bertolak belakang
Sanggup hidup dalam satu jiwa diantara cermin-cermin kehidupan

Sang Aurora Jiwa

Kali ini aku ingin menjadi mentari yang menjadi sinar matamu di pagi hari
Yang menjadi jendela hidupmu dikala kau melambung gamang dalam alammu
Kutemukan getaran dalam pelupuk sukma ini
Ketika kau hadir dalam lembah kesunyianku

Kali ini aku ingin menjadi sang pengembara jingga di soremu
Yang menapaki setiap langit-langit senja dikala harimu
Karena tak lagi bisa bumiku menahan segala arus cinta yang menggelora
Dan dalam sebersit senyum ingin kulampirkan kebahagiaan ini

Kali ini aku ingin menjadi gravitasi dalam bumimu
Karena aku ingin menjadi cinta saat ini
Dan jatuh dalam hadirmu ketika ku lambungkan rasa ini

Kali ini aku ingin menjadi hujan yang menjadikan segala dahagamu adalah fana
Dan melambangkan ini sebagai aurora yang menghiasi setiap kekonyolan kita dengan berbagai indah warna yang ada...

Karena sekarang tata surya dalam hatiku tak lagi sunyi dalam hamparan luas
Rona jiwaku mekar sudah...
Dan tak lagi kutemukan sudut hampa dalam setiap heningnya jiwa...
Karena kau telah menjadi sang aurora jiwa....

Ratapan Jiwa yang Hampir Gila

Sebuah regulasi diri yang berperan sebagai tokoh yang bernama prinsip
Berdiri di atas ketidaksempurnaan manusia sebagai makhluk yang timpang
Kesunyian yang mencoba meronta dalam gelora kehidupan
Perlahan berhasil mengusik ketenangannya
Menghanyutkan segala hitam sebagai putih dibawah alam sadarnya
Sesosok pribadi yang lama tertidur, terpenjara di alam fatamorgana
Kini membuka mata dan meruntuhkan segala dinding-dinding batu yang meraja dalam sebuah jiwa
Dan kini ia gamang...
Ia hilang....
Tenggelam dalam lautan ketakutannya...
Sejenak ia menjadi tak berwujud...
Hilang gambar diri..
Dan terkunci dalam alam penuh tanya...
Kebutaan itu berselang seiring dengan datangnya indah surga yang palsu...
Kemelut ini tak terhenti...
Dan ia pun mulai berteriak dalam sepi...
Ia mulai mempertanyakan keberadaannya dalam dunia...
Ia pun mulai larut dalam alamnya...
Setan mana lagi yang mengganggu pikirannya???
Lama...
Terlalu lama ia diam dalam kelam...
Seperti halnya lembah kesuraman yang tercipta dalam getirnya...

Kesalahan yang Manis

Aku disana
Menatap tiap layar kehidupanku sebagai orang ketiga
Sebuah kehangatan yang kemudian muncul tanpa terpatri
Sebuah cinta yang tak pernah kucari

Sekejap semua terjawab lewat kecupan hangat yang berawal di pipi...

Seorang hawa yang menunggumu disana
Berdiri di atas ketidak tahuannya...

Di depan mereka....
Sebuah kepalsuan hadir sebagai tuan rumah atas kesalahan kita...
Dan percakapan pun berjalan seperti biasa...

Disana kenyataan mulai berbicara tentang kisah yang semestinya...

Bahwa...

Hanya dengan mata kita dapat berbicara sebenarnya tentang rasa
Dan hanya dengan hati, kita pun dapat sebenarnya mengerti

Karena seharusnya ini tidak boleh terjadi....

Namun aku...
Aku tak tahu harus kemana kubuang rasa ini
Karna menyimpan rasa ini bukanlah solusi
Dan aku tak mau lagi peduli....

Aku tak mau ada kamu lagi

Tentang Kerinduanku yang Terungkap Oleh Mimpi

Lelap tidurku membawaku ke alam penuh tanya

Dimana halusinasi berperan kekal sebagai jiwa-jiwa yang tak nyata

Seseorang yang pernah mengisi kisah klasik dalam perjalanan waktuku

Menyatakan kehadirannya dalam belenggu yang tak menentu

Kurangkul kerinduanku disana...

Kudapati laraku disana..

Kuterhenyak dalam kemelut jiwaku...

Merasakan detik-detik kerapuhanku...

Sesosok jiwa yang tak lagi bernyawa merengkuhku disana...

Rengkuhan yang begitu dalam...begitu lama, yang tak lagi hadir sebagai peranan jiwa...

Sesaat kutersadar dari lelapku...

Dan sosok itu menghilang seiring dengan terceliknya mataku...

Dan rasa itu masih ada....masih disana...

Kerinduanku yang lama terkubur dalam asa...

Mencair seiring dengan jatuhnya tetes air mata...

Dan biarlah bunga tidurku menjadi tempat bersemayam bagi jiwaku....

Dan biarlah kenangan itu menjamah setiap tubuh dan darahku...


14 Agustus 2007, Surabaya
-Untuk almarhum Ayah tercinta (13 November 2002)-
"Karna kasihmu takkan pernah terhapus oleh masa..."

Karena Perbedaan itu Selayaknya Indah

Kita tertuang kedalam satu wadah yang besar bernama Bumi
Di mana semua keangkuhan bangsa berpijak jelas dalam gerai kenarsisan diri
Kerasnya nasionalisme yang tinggi dari sebuah kebanggaan yang lahir atas nama ras dan bangsa
Terkadang menghantarkan kepemimpinan menuju jalan yang salah...
Kita dengan berbagai stereotype yang menjadi tolak ukur dari suatu perilaku
Menjadikannya merek diri yang seakan-akan telah dipatenkan oleh alam...
Suatu kelahiran yang seharusnya membinasahkan segala sekat yang menjadi penghalang bumi tuk menyatukan alamnya...
Suatu sinergi yang seharusnya bersatu padu
Mewujudkan spektrum tuk menghiasi tiap penjuru bumi dengan menyingkirkan segala ego diri..dan menciptakan pelangi...
Perbedaan tidak menjadikan kita sesuatu yang hina...
Tidak juga menjadikan kita lebih baik dari yang dikatakan terbaik
Karena dengan perbedaan kita saling mengisi
Karena dengan perbedaan kita mengerti...
Jangan jadikan perbedaan menjadi suatu alasan...
Jangan melihat perbedaan bertolak dari paradigma yang selalu relatif
Singkirkanlah segala pemikiran kaum ortodoks yang melulu conventional tentang perbedaan...
Dan jadikanlah perbedaan menjadi sesuatu yang layak dan indah untuk diperdengarkan, dilihat dan dirasakan....

Harta Kecil Yang Menguak Misteri Sang Bidadari Kecil

Dan sepasang kaki-kaki kecil melangkah
Riang, menapaki setiap masa-masa yang tak tahu akan membawanya kemana...
Gelak tawa yang terpecah dari segala sudut hanya untuk mengelu-elukan namanya

Karna ia adalah mata dari ayahnya...

Ia tumbuh, dengan segalanya yang mencukupi hidupnya...
Seakan ia memang terlahir dengan sayap indah, yang tak hanya menghiasi tubuhnya,
Namun mampu membawanya terbang jauh menuju surga yang memang tercipta untuknya...

Karna ia adalah malaikat bagi ibunya....

Sesosok mungil nan naif...
Yang tidak tahu bahwa keindahan perlahan memainkanya...
Sebuah kepercayaan akhirnya menghianatinya...

Dan momok itu mejadi kabut pertama dalam hidupnya...

Kaki-kaki kecil itu sekarang telah mengambil langkah besarnya
Seorang putri telah tumbuh menjadi seorang perempuan
Dengan bangkit dari antara puing-puing kerapuhannya
Biarlah kecupan masa silam tetap disana dan hanya disana

Karna sayap-sayap patah itu pun telah bersemayam manis sebagai harta kecil yang terpendam dalam jejak-jejak peluhnya...

Saturday, November 3, 2007

Musik Jiwaku

Dan seseorang dari negeri seberang sedang tertidur
Ntah kenapa flash back dari segala memory berputar di otakku
Segala gejolak merangkak perlahan disana
Suatu turbulence yang hinggap,
Yang tidak hanya menarikku masuk dari lorong kehidupan ke sisi gelapku
Namun juga menyelipkan mimpi, dan angan sewaktu bersamamu

Suatu kisah dibalik indahnya sakura...
Dan dia disana dengan sejuta indah yang kupunya,
Mengingatnya adalah anugerah, meski harus kutempuh siang dan malam hanya untuk merasakan kerinduanku disana...

Kamu adalah nada...
Setiap dawai yang terpetik, mengingatkanku pada sebuah genggaman
Setiap senandung lagu, mengingatkanku akan indahnya sebuah kebersamaan
Setiap tetes airmata yang tertuang dalam rengkuhan hangatmu
Setiap kekonyolan yang terjadi pada saat itu
Setiap kenyamanan yang kau hadirkan hanya untuk melindungiku
Dan setiap bahagia yang terpancar untuk hari-hariku
Mengingatkanku akan betapa berharganya waktu yang kupunya ketika bersama denganmu....
Dan itu adalah nada terindah yang lahir untuk mengisi setiap ruang jiwaku...

Karna kamulah "Musik Jiwaku" ^^

Bunyi berisik dari alaram laknat itu akhirnya berhasil membangunkanku,
dan ketika kurtersadar kau tak lagi disana...
Tidak dengan dengkuran khasmu, tidak dengan keberadaanmu disampingku...

Aku sudah pulang...
Dan kau masih disana dengan menyimpan satu janji untukku...

Sebuah kedatangan... Dan sebuah cinta....

Dan aku disini... kan meraihmu kembali...
Dan merasakan indahnya alunan nada itu saat kau hadir
Bukan di mimpi
Bukan di angan

Namun disini, di depan tubuh ini dan kita kan merasakan alunan ini bersama...

Dedicated to Vina Ajinata, ma best friend, ma best sista...
NB: This is how the way you feeling....right sista?? ^^

-For Marco in Japan...-

Matahari Pagiku...Rembulan Malamku...

Selamat pagi dunia...

Dan hari pun membuka lebar sayapnya, menurunkan tetesan embun sebagai berkah atas pagi hari yang masih mengijinkanku untuk merasakannya...

Dimana pagi hari yang aku rasakan kali ini sedikit berbeda dari beberapa pagi yang slama ini aku aku temui dalam beberapa minggu kebelakang..

Aku berkelibat dengan kehampaan...

Di mana satuan waktu tak mampu hapuskan segala gundah yang semakin menusuk dalam dan semakin dalam menguak kesendirianku disana...

Pagi yang dulu biasa ku rasakan lebih awal dari yang seharusnya
Pagi yang mendatangkan matahariku lewat pesan berbasis teknologi dan kurasakan ia menyinari hari-hariku lewat setiap kata yang terungkap pada layar benda itu... dan bisa kurasakan bahagia disana...

Karena dia......

Matahari Pagiku....

Air mukaku tak henti-hentinya menyunggingkan senyuman kecil namun penuh arti... ketika dia ada untuk menyinari hariku...
Bahkan ketika malam datang, dan kupandang langit nan kelam di angkasa...
Matahari pagiku menjelma dan bermetamorfosis menjadi sesosok bulan untuk memperlihatkan keberadaannya dan bercerita tentang malam yang penuh dengan lautan bintang yang bersinar nan indah menggemaskan di angkasa, dan semua serasa nyata...
Dan entah kenapa malam itu menjadi malam terindah untukku, walaupun tanpa sosok yang nyata dari sang rembulan...

Dan itulah fenomena...

Setiap detail kata yang terucap adalah benih...
Dimana setiap menitnya bergulir menyenandungkan makna...

Terkadang pahit...

Namun...
Kata hanyalah kata
Dan kata hanyalah bagian dari permainan..

Hari kembali menjemputku di gerbang perbatasan antara nyata dan mimpi...
Dan lagi-lagi Matahari Pagiku menyapaku lewat celah singah sanaku...
Dan pagiku selalu dimulai lebih awal...
Sinarnya selalu cerahkan hariku..

Sampai suatu ketika aku terlempar pada titik perspektif tertentu...

Dimana kurasa sinarnya tak lagi sehangat yang dulu...

Aku galau...

Waktu jadi terasa begitu stagnan...
Membunuh waktu dengan menunggu, membuatku ingin makan orang pada saat itu...

Namun ketika menunggu yang ditunggu, untuk sekedar memberiku senyuman kecil pada hari itu tak kunjung datang...
Aku hanya duduk memandangi orang-orang berlalu lalang..

Matahari Pagiku kini memiliki strata yang sama dengan orang-orang itu pikirku...
Dia tak ubahnya seperti mereka yang hanya berlalu lalang saja dalam hidupku...

Kini...
Pagiku tak lagi seawal yang dulu...
Matahari Pagiku telah pergi...

Lebih tepatnya...pulang...
Dia telah berpulang ke tempat seharusnya dia berada...
Melanjutkan kembali keberadaannya di bumi galaxy yang lain...
Kembali memainkan peranannya sebagai pusat tata surya yang mengemban tugas dan tanggung jawab untuk membagi rata sinarnya ke seluruh planet2 yang ada...

Matahari pagiku yang kini hanya menyinariku dengan bersembunyi dibalik eksistensi diri yang selalu tidak tampak...
Dan menemani malamku dengan kebisuan dari sang rembulan...

Setiap terangnya hari mengingatkanku akan kau....

Matahari Pagiku...

Dan setiap redupnya malam hanya membawaku berangan dan berharap kau disana untukku...

Rembulan Malamku...

....

Selamat malam dunia...

Saat Tanpamu

Mencintaimu..itu mauku...
Dirimu adalah keputusan
Dirimu adalah JAWABAN
Nafas dari nyawaku
Jiwa dari ragaku
Denganmu...itu yang kumau...
Tanpamu...mati bagiku...
Sejauh mana hatiku bertaut
disana ada kamu...
Langit kelam menggambarkan hatiku
saat tanpamu...
dan hujan pun hadir
Sebagai lukisan atas tangisku...
Bagiku, surga pun adalah neraka
saat kau pergi dan tiada...

Hitam Bersayap Cahaya


Meski awan hadir tanpa sambutan sang hujan
Aku masih disini, sertai sepi
Ringkuh hati berselimutkan gundah
Tergalau mimpi, hilang di bawah alam sadarku

Aku tersisih di sudut hati
Meratapi kekosongan jiwa
Lambaikan kerapuhan dari tawa
Diam dalam diam

Terduduk berpegang pada nurani
Surgaku raib di matamu
Tertelan segala ego
Terantuk pada pesimistis diri

Senandung tangisan hati

Miris terdengar...

Denting yang terkuak dari puing-puing hasrat
Menyatu dalam ketidaknyataan...

Kerapuhan yang manis...

Kebahagiaan yang implisit...

Tertunduk...

Hanya hitam temanku
Lelah dengan jenuhku
Biarkanku dalam gelapku...

Malaikat Laknat

Temali nurani mengikat diri
Munafik awan rentangkan angan
Tumpuan tulus muntah sudah
Mulut duri penyembur asap muak sudah
Hingar menepi hati dicari
Puing-puing tonggak rata sudah
Sepi tak luput henti
Nyeri perih berhembus rintih..
Ingin waktuku berlari, pergi..
Ingin hempas ku akhiri
Putih bercabik merah
Noda membakar sukma
Kubawa laknat ini ke surga
Ludahi bumi racun api neraka...

Kepahitan Seorang Anak

Bunda ada iriskan naluri
Koyakkan batin ludahi caci
Titik air mata tertahan semapan nafas yang tak henti
Biarkan luka membuka lebar tangisan hati

Riak kepedihan jauh tak dapat membendung
Desahan kelam keras tak berujung
Raga jatuh bersama asa titian kasih
Permainkan nyata tak sudi salahkan diri

Rengkukan nasib terhadap yang salah disalahkan
Tersayat pedas akan nasib lain berbadan
Hentakan ucap tak terelakkan
Berbalik arah dan diri terhujamkan

Nafas berhembus kepahitan sejati
Gali kubur pun segan mati
Ketenangan kini tlah fana
Kedamaian pun kini tlah punah

Kemana peranan jiwa kan berada?

Layakkah?

Keceriaan bersama bukanlah jawab atas semua
Senyum itu...
Tawa itu...
Cinta itu...
Hanyalah awal dari kesengsaraan saja
Mulutku terkatup
Namun hatiku meronta
Apa yang ada dalam benak
Hanya akan menjadi duri
Dimana kepedihan itu kian menjadi
Aku tak dapat berbuat banyak
Tuk membuatmu menjadi seorang yang layak
Walaupun kau tak tahu
Banyaknya kepedihan terjadi dibalik semua itu
Tak perduli harus menjadi apa
Untuk memberikan kau bahagia
Walaupun bukan menjadi diriku
Aku pun rela...
Memang...
Aku hanyalah manusia bodoh di tengah keceriaanmu
Namun ku tak kuasa melawan itu semua
Ketika kumelihat kau tertawa bahagia

Sebuah Kehampaan

Lilin yang kian meredup padam sudah
Kata hatiku tak mampu ungkapkan semua
Hatiku, jiwaku, ragaku menyatu dalam seribu bahasa
Angin berlalu
Berhembus tanpa kesejukan
Suara yang riuh
Jauh berbisik
Kasih yang kudapat
Manis kemudian pahit
Ungkapan hasrat
Berujung pekat
Kuingin diriku
Kapan sang purnama datang kembalikan waktu?
Hanya misteri yang tau
Kehangatan yang utuh
Kapan kau datang mencariku?
Karena aku dingin
Tiada api yang kuselami
Jantungku serasa henti
Demikian dengan nafasku...
Fikirku...
Sekejap seperti mati
Dan demikianlah kekosongan terjadi
Menungu yang tak pasti dengan apa yang kutunggu
Menatap langit dengan khayalan mengangkat diri
Jiwaku yang sepi akan keramaian yang terjadi
Hanyut kedalam kekosongan yang berarti

See Sight of Our Life

Thousand miles you keep your sadness
In your glowing eyes said that there is a sadness
A wonderful day, make sense that we’re always keep our smile
But even though they know that we’re cry

Every moment and steps that we’ve looking for further
Is the picture of our future to reach each other
For a long time we’ve face every conclusion
In every tears we’ve found the solution

Sink in our soul makes everything was blind
But with piece of hope we keep on survive
In our faith there’s nothing to be afraid
Even fake around you would never be a fair

Our footprints teach us in every point of life
Doesn’t matter who are we in our past
Doesn’t matter what we’ve done for our last

Just make sure that we have a rough life
And stop dreaming in a fairy tale life
Struggle for it!
And see what could you have made for a better worth life

Sekuntum Bunga dan Waktu

Keperihatinanku akan sang waktu
Yang terangi masa pun telah berlalu
Kegundahanku yang tak mampu bertumpu
Terselingi ingatan walau sejenak
Jurang tak lari dari sekitar
Kita dimana?
Dimana kita?
Berlari pun tiada guna...
Mati pun tak enak rasa...
Akal sehat menuntun bahasa
Walau sejenak...
Putik dari kesegaran hidup manis sudah
Bagai kuntum bunga berkuncup
Kini kembangkan mahkotanya bersayapkan embun

One Freaking Day

One day...
What should I do for that one day
The passion of harmony life called me
But it still far away

Those people who even reach me
Cannot reach me by their hands
Even with their thought

Everything was crashing in my head
I can't do such a thing
I can't stop all the things
Why they kept me drawn and sink?

I'm surprised for all the minds that I've ever got
Suddenly it's become weird and apprehension
Where did they come from?
Is that from the whole past that I've ever forgot?

World just not as easy as we thinking about
But I don't know why should I born for?
Why should I face this sickeningly life?
Why don't HE just let me sleep, sleep somewhere...

Sometimes I'm feel sorry for my self
I don't know how precious that I am
But one thing that I know
I'm still searching for my glow

My Destruction

Tonight...
The moon even glow his light
The shadow didn't shown his side
Where does my heart live and hide?
Why?
Why should this feeling crush me by?
Why does this sturdiness fall out then die?
And why the world always said lie?
The ruins of my shape
The broken of this ache
Pretend something that was nothing
Killing time but nothing has hapenning
My disappointment sent me to awareness
Realized that there's no time for the sadness
'Cuz life goes slowly but sure
And I believe there's a chance to explore

Hati Dari Sang Pujangga

"Rahasia hati dari sang pujangga yang tak terungkap"

Kapankah ketulusan jiwa dari sang pujangga terungkap?
Di balik kata-katanya yang membisu
Dalam dunianya yang tak bertulang

Dapatkah kau merasa?
Saat amarah diri menguasai sukma,
Dan guncangan batin merajut luka?
Seakan asa tak lagi bersama

Saat dunia tak lagi berpijar
Dapatkah kau bertahan?

Gejolak jiwa dari hati sang pujangga...
Dapatkah kau terka?
Di balik kata-katanya yang tak bermakna
Di balik karyanya yang tak bernyawa

Dapatkah kau rasa?

Setiap sisi dari heningnya raga
Belum tentu semuanya sama
Maka nikmatilah derita
Di balik indahnya dunia

Teman, Lupakan Aku

Sekian lama rindu ini terbenam
Kedalam sejuta lapisan benak yang tak tertuai
Langkah demi langkah mengantar kepulanganku
Membawa ragaku kembali dalam pelukan yang menantiku
Aku disana...
Meratap kebahagiaan dan merangkul harapan yang tlah lama hilang
Namun dengan tanya aku tercengang..
Pemandangan itu?
Senyuman itu?
Kalian?
Ada apa?
Bukan...
Aku berada di dimensi yang tak kukenal
Tak ada lagi tawa kebahagiaan untukku
Semua palsu...
Tak ada lagi yang merangkulku dengan pelukan hangat itu..
Hambar...
Kusadari kini kehadiranku tak lagi membawa hal yang berarti bagi persahabatan kita
Kusadari dengan adanya aku hanyalah sebagai figur hidup yang sementara
Kini kau tlah lupakanku
Kau tlah mengisi kekosongan jiwamu dengan seorang yang mencintamu
Seakan tak ada lagi ruang bagi ku yang terlupakan
Kini tinggalkan aku...
Lupakan aku...
Jalani hidupmu dan kisahmu...
Hapuslah aku dari ingatanmu...
Jangan pernah mencariku!
Jangan harapkan kepulanganku yang kedua
Karna ku takkan pernah ada
Ku takkan pernah kecewa
Karna kini ku tlah terluka dan terlupa

Akhir Dari Sebuah Kisah

Aku bosan dengan segala kejenuhanku
Bosan dengan ramainya duniaku
Dan bosan menghadapi masa remajaku
Aku hancur dalam setiap kepingan
Dan kosong dalam setiap lamunan
Aku berbicara dengan batin yang terluka
Dan menutup diri pada segala yang terbuka
Aku tertawa dalam derita
Menangis dalam heningnya jiwa
Mata setiap orang memandang
Tak menduga apa yang telah kuperbuat
Ambisiku tuk raih segalanya yang tersisa
Berkorban demi orang yang sangat kucinta
Sampai semua berakhir
Dengan satu judul kematian...

Sayatan Hati

Kemana perginya peranan jiwa
Tak tahu arah entah kemana
Bagai terbawa angin senja
Hilang ditengah keramaian suasana
Kedamaian hati serasa jauh dan fana
Seperti cahaya bintang dengan secuil pengharapan
Tak ada duka, tak ada cinta
Semua terlihat begitu samar di mata
Akankah mampu hati ini bertanya?
Jikalau semua sudah terjawabkan?
Akankah mampu diri ini bertahan?
Jikalau terpendam sudah segala rasa?
Bingung...
Resah...
Tak menentu diri harus bagaimana
Rindu batin akan seseorang
Dengan apa rasa ini dapat terobatkan?

Aku Bukanlah Peri

Selalu kucoba rasuki hatimu dalam bayanganku
Lampiaskan makna dalam sepiku, sendiriku...
Lalui hari-hari kita
Dengan canda tawa langit bercerita
Kuhanya ingin menyikap semua dusta dan kini kubahagia
Cobalah resapi bayangan diri ini
Tanpa peduli apa yang akan terjadi
Dan kini aku mengerti
Aku bukanlah peri
Yang slalu disisi
Berikan mimpi-mimpi
Coba pahami diri
Aku trus disini
Dan trus menanti
Kucoba tuk mencari arti hadirku disini
Walau ku lalu pergi,ku berharap kau mengerti...

The Feeling of My Broken Heart

Maybe someday i'll know
Life can't be so easier
Like what should I do
And what should I say
Why should I ask for?
One day is not like an ordinary day
When dreams come true
When all the fear waves on you
While the terror of your nightmare comming through
Cold...
And lonely...
Like a moral owl standing tight in the middle of the night
Everything was dark
And everything was blind
Like the black hole of my sight
My immagination keep drawning
Like lost of mind and everything
The passion of my love becoming die
But the truly love never say lie

Manusia

Hal-hal baru di dunia membuatku semakin tak mengerti akan manusia
Membanggakan apa yang mereka punya
Dan berharap bahwa mereka yang paling utama
Norma-norma tak lagi berarti
Tinggalkan yang dulu seakan masa depan kan menanti
Masa depan yang bagaimana lagi kan kita hadapi?
Seakan bumi pun berteriak padaku
Lupakah kalian akan aku?
Dimana hasratmu yang dulu mencintaiku
Kemana hilangnya rasa itu?
Aku menyadari bahwa manusia tak lagi menjadi makhluk yang sempurna
Mereka mencaci, mereka mencela
Seakan itu bukan berarti apa-apa
Seakan dosa itu tidak pernah lagi ada
Sampai kapan kita larut dalam kehancuran?
Sampai kapan kita terus berada dalam pusaran hitam?
Sampai kapan bumi ini kita abaikan?
Sampai kapan?
Sadarkah kita bahwa ini bukanlah akhir yang indah
Bukan juga akhir yang semestinya
Membawa diri ke jalan yang lama
Dapatkah kau melakukannya?
Kembali pada manusia yang bijak
Kembali pada norma-norma yang ada
Ingat akan hukum kepercayaan kita
Kita dapat kembali menjadi makhluk yang terindah di dunia

Gundah

Sepi kurasa saat ini
Diantara riuhnya suara kutetap sendiri
Merasa hampa dalam hati dan rasa
Pikiran dan perasaan
Semua tak tersentuh
Semua tak tergambar
Kosong, dalam lamunan semua bohong
Dapatkah kupercaya?
Diantara sekian dusta semua hanya percuma
Apa arti dunia meraja?
Bila cinta pun kita tak punya
Apa aku harus menunggu?
Sampai nasib datang dan berpaling padaku

Lembah Kehampaan

Saat mentari menghembuskan kehangatannya
Aku berdiri menikmati hembusan nafasnya
Disaat itu hatiku kosong
Melayang dalam kesunyian di lembah kehampaan
Tak satupun yang mengusik
Dan tak satupun yang terusik
Aku memilih diam
Dan meniti dalam sesal
Dan setiap kebencian yang tertanam
Dan setiap kebahagiaan yang terpendam
Asaku memangil tuk hilangkan peluh
Namun yang kurasa selalu jenuh
Kepingan demi kepingan kutampung
Pecahan demi pecahan kugenggam
Lukai tanganku dan goreskan hatiku
Namun bukanlah darah yang mengalir
Dalam sadarku di lembah kehampaan
Aku tetap tidak beranjak
Dan tidak juga berpaling
Aku tetap memilih berpijak ditempatku berdiri