Monday, December 7, 2009

Jiwa yang Menggaung Dari Delhi

Seorang sahabat berkelana ke dunia antah berantah
Gandhi yang beku, katanya...
Sendiri terselimutkan rindu dan sepi
Hilang jati diri, terjerumus dalam pasak melankolistik

Kerinduan mengorek kesadarannya
Kesadaran akan segala kesalahan
Keputusan yang terlanjur ditempuh setengah tahun lamanya
Dan masih ada tahun berikutnya yang menunggu

Menunggu untuk sebuah misteri yang akan mengisi segala tangis dan peluhnya

Air mata itu telah mengering
Lelah menangisi kesendiriannya
Lelah menangisi segala kekeliruannya
Lelah menangisi kerinduannya
Namun raga tetap tak dapat berteleportasi dan kembali

Aku tahu...
Hati itu telah mengakar...
Menjelajah pada setiap sudut perhentian dan sandaran
Mencari sang bumipertiwi
Mencari makhluk-makhluk yang pernah ada di dalamnya

Tatkala kelak dia akan terlahir kembali
Bermetamorfosis menjadi makhluk yang lebih sempurna...
Dan ketika saat itu tiba semua akan bersorak sorai dan melempar kebanggaan atas dirinya...

Karna tangis, peluh, kesendirian dan tawa
Telah mengajarkannya
Delhi telah membuka mata batinnya
Gandhi yang beku telah melelehkan hatinya