Thursday, June 21, 2012

Sepasang Sayap Dalam Doa

Hari itu langit sedang menggambarkan keindahannya dalam jingga keemasan
Jingga yang meluruhkan birunya hari
Jingga yang mengalaramkan bumi untuk segera menjemput sang malam

Kepada malam ia bernyanyi
Bernyanyi tentang kepedihan akan sang hari
Menyerantakan sayup ketika dunia mulai sunyi
Menutup bungkus kegundahan kedalam sisi jiwa yang letih

Hari itu dalam keriuhan akal terselip sebuah doa
Sebuah doa yang terpanjat dengan segala improbabilitas realita
Sebuah doa dengan segala kenaifan akal
Adalah doa yang bercerita tentang kerinduannya akan sepasang sayap

Seorang manusia yang secara harafiah tak mampu menjejakkan langit dengan telanjang kaki
Seorang manusia dengan segala hebatnya namun sarat akan keterbatasan
Sebuah doa yang naif namun sanggup memberikan senyuman kecil di hari itu
Sebuah doa dengan konten hati yang menyuarakan suatu kebebasan

Hari itu seorang manusia berdoa untuk sebuah kemustahilan yang fenomenal
Hari itu seorang manusia tersadar akan siapa dirinya tanpa sosok Sang Maha Kuasa
Hari itu seorang manusia mengerti akan keberadaannya yang sementara
Hari itu manusia itu kembali pada hakikatnya sebagai manusia yang rindu akan sang pencipta