Ada waktu yang terkunci
Mendekam di dalam cerita tak bertinta
Ingatanku bukan syaratnya
Karena bukan,
Bukan detikku yang berjalan
Ada tawa yang lirih,
Menggerayangi momentum yang tak kumiliki
Namun nyeri, ketika di lain hayat tersembunyi
Karena bukan,
Bukan itu yang pernah kumengerti
Gerigi dari denyut kehidupan
Berputar dalam lini keabnormalitasan kognisi
Seakan liar dalam perspektif
Menghujam dalam nalar
Usia dari interpretasiku berhenti menua
Sejak pendar dari cahaya mereka memadam
Satu demi satu, berakhir sebelum mataku
Membuatku tercekat dalam hitam yang lebih mencekam
Aku dan jalanku
Kau dengan detikmu
Tak terkolaborasi oleh dimensi dimana kita berpijak
Namun dengan sorotan sepi kita sejalan
Sepaham
Serasa