Dia yang termenung dan termangu
Seakan-akan tersedot kedalam lubang hitam dalam pikirannya yang nyaris beku
Perangai itu masih disana
Perangai yang menghubungkan antara hati dan logika
Sebuah antagonistik yang masih menjelajahi kelimbungan
Dan masih bermain dengan kesetiaan
Atau mungkinkah ini adalah sebuah penghianatan?
Persetan dengan etika!
Bibir berkata, hati berkelana, dan Otak menyimpang entah kemana
Semua begitu kontradiksi
Tidak ada kejelasan
Tidak ada keselarasan
Dan sesosok individu hilang dari kriteria tegas atas sebuah karakteristik
Dia hanyalah maya atas dirinya...
Dia hanyalah abu-abu...
Dia hanyalah remang...
Dia tidak cukup hidup untuk menjadi nyata.
maya
ReplyDeletedua muka bisa terjadi dengan kehendak tak
nice Yanie..
Ya ampun, gak sengaja buka2 Di yahoo search, ternyata banyak yg copy paste puisi ini dan di klaim sebagai karya pribadi, ada yg sampe ngganti judulnya pula... Ck..ck..ck... Ini mikirnya lumayan lho sodara2 buat puisi sedemikian rupa. Kalau suka sama puisi ini saya ucapkan terima kasih, dan akan lebih berterima kasih lagi kalau disertakan juga sumber dan penulis aslinya. Thanks.
ReplyDeleteIni salah satunya, http://otaklelaki.blogspot.com/2009/06/ironi-dari-sebuah-kemunafikan.html
ReplyDeleteCkckckc..