Wednesday, May 6, 2009

Ironi Dari Sebuah Kemunafikan

Dia yang termenung dan termangu
Seakan-akan tersedot kedalam lubang hitam dalam pikirannya yang nyaris beku
Perangai itu masih disana
Perangai yang menghubungkan antara hati dan logika

Sebuah antagonistik yang masih menjelajahi kelimbungan
Dan masih bermain dengan kesetiaan
Atau mungkinkah ini adalah sebuah penghianatan?

Persetan dengan etika!
Bibir berkata, hati berkelana, dan Otak menyimpang entah kemana

Semua begitu kontradiksi
Tidak ada kejelasan
Tidak ada keselarasan
Dan sesosok individu hilang dari kriteria tegas atas sebuah karakteristik

Dia hanyalah maya atas dirinya...
Dia hanyalah abu-abu...
Dia hanyalah remang...

Dia tidak cukup hidup untuk menjadi nyata.

3 comments:

  1. maya
    dua muka bisa terjadi dengan kehendak tak

    nice Yanie..

    ReplyDelete
  2. Ya ampun, gak sengaja buka2 Di yahoo search, ternyata banyak yg copy paste puisi ini dan di klaim sebagai karya pribadi, ada yg sampe ngganti judulnya pula... Ck..ck..ck... Ini mikirnya lumayan lho sodara2 buat puisi sedemikian rupa. Kalau suka sama puisi ini saya ucapkan terima kasih, dan akan lebih berterima kasih lagi kalau disertakan juga sumber dan penulis aslinya. Thanks.

    ReplyDelete
  3. Ini salah satunya, http://otaklelaki.blogspot.com/2009/06/ironi-dari-sebuah-kemunafikan.html

    Ckckckc..

    ReplyDelete