Friday, December 14, 2012

Nyanyian Bijaksana Langit Merah Muda

Hari menutup halamannya di merah muda
Jingga adalah warna yang seharusnya terlukis
Pada dahaga lama aku bernyanyi, gundah

Aku mengakhiri tiap bait peluhku dalam guratan-guratan logis yang statis
Tak lagi aku terkungkung dalam kelabu rongga akal yang berjelaga
Jingga adalah warna yang seharusnya terlukis

Aku tak lagi membatasi ayat-ayatku dalam strata
Dalam imaji aku menggali jauh hasrat yang masih tersirat
Tak lagi aku terkungkung dalam kelabu rongga akal yang berjelaga

Dunia baru membuka jendela hati yang pernah tersekat
Sekali lagi aku mencoba untuk merangkak pada eksistensi sebuah rasa
Dalam imaji aku menggali jauh hasrat yang masih tersirat

Satu kali kemonotonan mengubur jeruji akal dalam rutinitas kehidupan tua
Jeruji akal berdiri bebas sebagai individu bebal yang tak terbantahkan
Sekali lagi aku mencoba untuk merangkak pada eksistensi sebuah rasa

Ego atas nama inspirasi memaksaku menyerah pada keadaan
Jeruji akal berdiri bebas sebagai individu bebal yang tak terbantahkan
Hari menutup halamannya di merah muda
Pada dahaga lama aku bernyanyi, gundah

Note: format puisi "Terzanelle"

No comments:

Post a Comment