Selamat pagi dunia...
Dan hari pun membuka lebar sayapnya, menurunkan tetesan embun sebagai berkah atas pagi hari yang masih mengijinkanku untuk merasakannya...
Dimana pagi hari yang aku rasakan kali ini sedikit berbeda dari beberapa pagi yang slama ini aku aku temui dalam beberapa minggu kebelakang..
Aku berkelibat dengan kehampaan...
Di mana satuan waktu tak mampu hapuskan segala gundah yang semakin menusuk dalam dan semakin dalam menguak kesendirianku disana...
Pagi yang dulu biasa ku rasakan lebih awal dari yang seharusnya
Pagi yang mendatangkan matahariku lewat pesan berbasis teknologi dan kurasakan ia menyinari hari-hariku lewat setiap kata yang terungkap pada layar benda itu... dan bisa kurasakan bahagia disana...
Karena dia......
Matahari Pagiku....
Air mukaku tak henti-hentinya menyunggingkan senyuman kecil namun penuh arti... ketika dia ada untuk menyinari hariku...
Bahkan ketika malam datang, dan kupandang langit nan kelam di angkasa...
Matahari pagiku menjelma dan bermetamorfosis menjadi sesosok bulan untuk memperlihatkan keberadaannya dan bercerita tentang malam yang penuh dengan lautan bintang yang bersinar nan indah menggemaskan di angkasa, dan semua serasa nyata...
Dan entah kenapa malam itu menjadi malam terindah untukku, walaupun tanpa sosok yang nyata dari sang rembulan...
Dan itulah fenomena...
Setiap detail kata yang terucap adalah benih...
Dimana setiap menitnya bergulir menyenandungkan makna...
Terkadang pahit...
Namun...
Kata hanyalah kata
Dan kata hanyalah bagian dari permainan..
Hari kembali menjemputku di gerbang perbatasan antara nyata dan mimpi...
Dan lagi-lagi Matahari Pagiku menyapaku lewat celah singah sanaku...
Dan pagiku selalu dimulai lebih awal...
Sinarnya selalu cerahkan hariku..
Sampai suatu ketika aku terlempar pada titik perspektif tertentu...
Dimana kurasa sinarnya tak lagi sehangat yang dulu...
Aku galau...
Waktu jadi terasa begitu stagnan...
Membunuh waktu dengan menunggu, membuatku ingin makan orang pada saat itu...
Namun ketika menunggu yang ditunggu, untuk sekedar memberiku senyuman kecil pada hari itu tak kunjung datang...
Aku hanya duduk memandangi orang-orang berlalu lalang..
Matahari Pagiku kini memiliki strata yang sama dengan orang-orang itu pikirku...
Dia tak ubahnya seperti mereka yang hanya berlalu lalang saja dalam hidupku...
Kini...
Pagiku tak lagi seawal yang dulu...
Matahari Pagiku telah pergi...
Lebih tepatnya...pulang...
Dia telah berpulang ke tempat seharusnya dia berada...
Melanjutkan kembali keberadaannya di bumi galaxy yang lain...
Kembali memainkan peranannya sebagai pusat tata surya yang mengemban tugas dan tanggung jawab untuk membagi rata sinarnya ke seluruh planet2 yang ada...
Matahari pagiku yang kini hanya menyinariku dengan bersembunyi dibalik eksistensi diri yang selalu tidak tampak...
Dan menemani malamku dengan kebisuan dari sang rembulan...
Setiap terangnya hari mengingatkanku akan kau....
Matahari Pagiku...
Dan setiap redupnya malam hanya membawaku berangan dan berharap kau disana untukku...
Rembulan Malamku...
....
Selamat malam dunia...
No comments:
Post a Comment